Toleransi didalam masyarakat plural seharusnya tetap dilandasi oleh semangat untuk selalu hormat-menghormati dan saling menghargai antar sesama masyarakat. karena kita hidup dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini punya hak hidup yang sama dan kesempatan yang sederajat untuk memperoleh kehidupan yang layak. Dalam usaha mencari apapun baik dari sisi ekonomi, pekerjaan dan lain-lain harus tetap didasari oleh nilai-nilai etika dan saling pengertian. Apalagi dalam menjalankan kehidupan beragama antar pemeluk masing-masing. Agama selalu memberikan ajaran yang sangat baik kepada setiap umat masing-masing, karena misi setiap agama pasti didasari oleh misi kemanusiaan untuk membangun suatu peradaban. Misi kemanusiaan didunia ini harus tetap dipertahankan dimanapun manusia berada. Hak azazi manusia tetap harus dilindungi oleh setiap negara. Sebagai negara hukum harus tetap menjadikan norma-norma mendasari dalam menegakkan ketertiban sosial dimasyarakat.
Karena negara sebagai institusi yang
sah dalam pengelolaan pemerintahan harus selalu hadir dalam hajat hidup orang
banyak. Sebab apabila negara absen dalam
mengontrol ketertiban sosial dimasyarakat berarti fungsi pemerintahan mengalami
deficit sosial. Ini suatu hal yang perlu dihindari dalam sebuah negara yang
bernama Indonesia ini. seperti kejadian baru-baru ini pembakaran vihara dan
kelenteng yang terjadi di provinsi sumatera utara. Ini jelas kejadian yang
sangat tidak bisa ditoleransi, karena hanya dipicu oleh masalah-masalah kecil
tetapi menyebabkan menjadi besar. Hukum tetap harus ditegakkan tanpa
diskriminatif terhadap siapapun, siapa yang terlibat menjadi provokator dengan
menyulut terjadinya pembakaran terhadap rumah ibadah tetap harus dihukum. Karena
tidak ada yang kebal hukum dinegara ini, siapapun yang melanggar hukum harus
dihukum.
Toleransi hidup beragama tidak hanya
diucapkan oleh para elit bangsa ini, tetapi harus dijaga dan dirajut dengan tetap
memberikan keteladanan menjadi rukun dan damai antar sesame elit agama di
negara ini. karena banyak factor yang terjadi di negara ini, juga karena tidak
tegasnya hukum di negara ini. Indonesia sebagai negara multikulturalisme atau pluralistic
seharusnya menjadikan orang-orangnya juga demikian dalam mengelola bangsa ini.
kita tidak ingin konflik-konflik kecil yang terjadi di daerah, juga akibat dari
tidk hadirnya penguasa didaerah untuk mewuwujudkan kesejahteraan manusianya. Semangat
otonomi daerah mestinya dibarengi dengan wujud hakikatnya dari subtansi
desentralisasi. Bukan justru sebaliknya desentralisasi membuat semakin
ambisinya raja-raja kecil didaerah untuk membuat kekuasaannya menjadi kuat. Itu
ditandai dengan semakin kuatnya korupsi, kolusi dan nepotisme.
Kemudian
aroma memperkaya diri sendiri dan kelompoknya semakin terasa ditengah-tengah
masyarakat, sehingga lupa kewajibannya untuk mensejahterakan masyarakat.
masyarakat yang tidak ada pertalian darah dan jauh dari kerabatisme semakin
tidak diperhatikan dan diurus. Menyebabkan masyarakat semakin bertindak brutal
dalam menyelesaikan masalah-masalah dimasyarakat. perlu penanganan serius dari
pemerintah daerah untuk menjaga otonomi daerah dengan semangat kesejahteraan
secara merata ditengah-tengah masyarakat, sehingga diskriminatif dalam
pembangunan ekonomi didaerah tidak terjadi.
Fundamental ekonomi didaerah juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya kekerasan kolektif didaerah, mekanisme
pasar yang diserahkan kepada para pemilik modal membuat masyarakat didaerah
tidak mampu bersaing secara fair dan wajar. Apalagi dalam pergaulannya para
pemilik modal tersebut tak ubahnya seperti juragan-juragan tanah zaman dulu
yang jauh dari semangat untuk bergaul sesame masyarakat. jurang antara orang
kaya dan miskin semakin melebar akibat tidak merata dalam produktivitas ekonomi
dimasyarakat. enklusivitas masyarakat pemilik modal dengan menguasai ekonomi
secara fundamental menjadi emosi sebal dikalangan masyarakat didaerah. emosi
sebal hanya dipicu masalah kecil akhirnya meluap menjadi masalah besar yang
berbuntut aksi pembakaran. Ini yang harus diperhatikan dan dijadikan
pembelajaran bagi semua masyarakat didaerah. integrasi sosial sangat penting
dijaga dalam system sosial, agar tidak terjadinya anomi sosial. Karena kalau
itu terjadi bisa menyebabkan rontoknya bangunan sosial disuatu daerah. Pemerintah
harus menjaga dan selalu melakukan control sosial terhadap akan adanya
riak-riak kecil yang menjadi gelombang besar konflik. Peran intelijen daerah
harus mampu memberikan informasi secara dini tentang akan adanya aksi tersebut,
agar mampu dibendung seminimal mungkin adanya konflik secara meluas.
Peran tokoh agama dan tokoh masyarakat
juga harus lebih maksimal dalam mengantisipasi terjadinya konflik antar pemeluk
agama dimasyarakat. karena mereka selalu berada ditengah-tengah masyarakat,
untuk selalu meminimalisasikan akan terjadinya bahaya konflik karena masalah
sepele berujung maut. Karena kalau ditelaah masalah pembakaran tersebut tidak
saja karena adanya ketersinggungan, tetapi masyarakat seharusnya mengadu kepada
tokoh masyarakat atau tokoh agama dan juga forum komunikasi antar umat beragama
untuk menjaga toleransi didaerah. forum komunikasi antar umat beragama harus
mampu mewadahi komunikasi yang buntu antar masyarakat didaerah. tokoh lintas
agama harus turun kemasyarakat menurunkan eskalasi konflik dan cepat memulihkan
keadaan dimasyarakat. tokoh agama harus sering-sering turun kemayarakat, jangan
hanya diam diatas menara gading saja. sehingga mengakibatkan terjadinya
konflik. Perlu dakwah sosial ke segment masyarakat oleh elit lintas agama agar
bisa membendung terjadinya prilaku kolektif yang menyimpang didalam system sosial.
Ketertiban sosial tetap harus dijaga secara terus-menerus oleh semua
stakeholder didaerah, seperti penguasa dengan birokrasinya, kepolisian, tokoh
agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan juga forum komunikasi antar umat
beragama. Semua harus diundang oleh penguasa didaerah dan membuat komitmen
dengan jelas untuk menjaga ketertiban dimasyarakat dan selalu menjunjung tinggi
nilai-nilai moral dimasyarakat.
No comments:
Post a Comment