Saturday 13 August 2016

Anomali Kekuasaan Oleh : Suyito, M.Si Dosen Sosiologi Politik Stisipol Raja Haji Tanjungpinang Presidium Visi Merah Putih Pusat



Setiap pergantian atau suksesi pemerintahan di Negara ini selalu membuat terobosan-terobosan yang sangat fantastis dan membuat masyarakat selalu menunggu dengan sabar, sampai kapan wujud terobosan dalam jargon kampanye dulu. Misalnya jargon politik tentang revolusi mental yang sampai kini belum terlihat sangat maksimal dalam penerapannya. Entah sampai kapan revolusi mental akan menjadi wajah sebenarnya dalam pemerintahan sekarang ini. sejak kemenangan dari pilpres lalu sampai saat ini masih menyisakan tanda Tanya, apakah penguasa mampu menciptakan terobosan dalam cabinet kerja untuk tidak transaksional. Tetapi dalam kenyataannya ternyata penguasa saat ini juga terjebak dengan system politik yang dibuatnya. Merapatnya partai Golkar dan Partai Amanat Nasional terlihat sudah semakin kuatnya transaksional politik yang dimainkan oleh penguasa saat ini, karena untuk memperkuat basis di parlement. Tentu saja semakin memperjelas kemana arah perpolitikan penguasa saat ini. memang watak penguasa selalu ingin memperkuat dan mengamankan kekuasaannya dari ganggugan apapun.
Agenda cabinet kerja yang harus prioritas dalam penegakan hukum, reformasi dalam birokrasi, pembangunan kualitas manusia dan peningkatan kesejahteraan manusia. Sepertinya belum bisa berjalan dengan maksimal dalam realitanya. Penegakan hukum justru masih terjadi dilemma dalam penegakannya. Masih adanya mafia hukum dilembaga penegak hukum, seperti baru-baru ini dilembaga paling tinggi seperti Mahkamah Agung, ternyata ada juga bau busuk yang memperdagangkan perkara demi segepok uang. Perlunya evaluasi dalam lembaga peradilan oleh presiden saat ini, karena kalau tidak nanti tingkat kepercayaan public terhadap pemerintahan saat ini akan berkurang. Untuk itulah presiden sebagai penguasa tertinggi dalam Eksekutif harus segera bertindak, jangan hanya diam saja. kemudian ada juga testimony yang diungkapkan oleh freddy budiman narapidana mati yang mengatakan aparat hukum menerima juga upeti dalam bisnis haram narkoba, tentu saja seperti bom yang semakin menguak kebusukan para oknum aparat terlibat dalam jaringan narkoba. Belum lagi oknum jaksa yang terlibat baru-baru ini. presiden harus segera memanggil para petinggi hukum untuk memberikan ultimatum supaya penegakan hukum berjalan sesuai dalam koridornya dan tidak ada lagi berbagai mafia peradilan. Ini bukan berarti melakukan intervensi terhadap lembaga hukum tetapi lebih pada mengingatkan para penegak keadilan untuk fokus dalam memberantas penyimpangan hukum. Rakyat tahunya pemimpin tidak becus dalam mengelola pemerintahan, karena rakyat sudah memilih presiden dan wakil presiden dan memberikan mandat untuk melakukan tata kelola pemerintahan yang baik. Mandate rakyat jangan di sia-siakan karena nanti bisa saja mandat akan dicabut oleh rakyat akibat tidak bisa mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas hidup masyarakat. kualitas hidup masyarakat seharusnya diberikan prioritas yang sangat dominan dalam negara ini, apalagi amanah dalam UUD 45 dalam pasal 33 memang sudah jelas kewajiban negara sebagai negara kesejahteraan. Negara sejahtera atau welfare state bukan hanya simbolisme semata tetapi harus dibuktikan dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Ini tantangan pemerintahan saat ini. sebentar lagi agustus dan kita akan merayakan kemerdekaan yang ke 71, tentu saja kalau sudah umur seperti itu seharusnya sudah semakin berpengalaman dalam tata kelola pemerintahan yang baik. Jangan sampai tersandera dengan kepentingan-kepentingan politik sempit para elit politik yang selalu menyandera pemerintahan saat ini. berusahalah tegar sebagai pemimpin di negara ini, jangan sampai loyo dihadapan rakyat. akibat tidak mampu mengatakan tidak kepada para politisi yang hanya memikirkan kepentingan jangka pendeknya. Pemimpin harus tetap fokus dalam memimpin dan tidak boleh goyah hanya adanya intervensi-intervensi yang berujung pada keperntingan ekonomi dan politik.
Pemimpin sekarang ini jangan lupa dengan program revolusi mental yang harus menjadi dasar dalam pembangunan di segala bidang kehidupan. Jangan hanya fokus dalam pembangunan fisik semata yang dikejar, tetapi miskin dan rusaknya mental para pejabat di negera ini adalah karena tidak punya budaya malu dan budaya perasaan bersalah. Penguasa dinegeri ini harus membangun budaya revolusi mental dengan membangun dasar dari shame culture dan guilt culture. Cabinet kerja harus bisa menjadikan contoh pertama dalam pembangunan revolusi mental. Kalau tidak cakap dan kompetensi dalam bekerja dan mewujudkan kerja nyata, harus segera mundur dengan sportif. Karena kita lihat masih bercokolnya para menteri yang tidak punya kompetensi, tetapi tetap dipertahankan oleh presdien saat ini. akibat tersandera oleh kekuatan politik dan politik ewuh pakewuh, semestinya harus juga mendapatkan evaluasi dalam kinerja. Tidak ada lagi alasan untuk melakukan evaluasi secara total dalam cabinet, karena merupakan ujung tombak keberhasilan cabinet kerja bentukan presiden saat ini. jangan sampai mempertontonkan kepada public spirit tidak adil dalam melakukan reshuffle waktu yang lalu. Sehingga semangat revolusi mental hanya akan menjadi basa basi dalam jargon politik. Kemudian yang ironisnya menjadi sampah politik pencitraan penguasa hari ini, akibat tidak bisa merealisasikan dalam pembangunan kualitas manusia di Negara ini.
Sayangnya cabinet kerja bentukan presiden kemaren masih menjadi tanda Tanya, karena spirit gaduhnya membuat ketidakpercayaan public semakin nyata bahwa presiden saat ini tidak becus dalam mengelola pemerintahan. Sikap mendiamkan bukanlah sifat yang elok dalam hal ini, tetapi harus segera diberikan pemahaman tentang soliditas dan kekompakan dalam pemerintahan. Reshuffle kemaren bukanlah merupakan solusi yang mendasar dilakukan, walaupun ada juga beberapa post menteri yang harus segera di reshuffle. Seperti menteri keuangan digantikan oleh sri mulyani dan beberapa menteri lainnya. Tetapi bagaimana keseriusan penguasa dalam mengusung nawa cita bung karno dalam pemerintahan saat ini. karena berdaulat secara ekonomi, berarti harus segera mewujudkan swa sembada pangan dan memberikan kejelasan dalam pemerataan ekonomi dimasyarakat. kalau swa sembada pangan terealisasi dan bisa melakukan ekspor ke luar negeri tentu saja akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara ini. sebagai negara agraris harusnya sadar dalam membuat kebijakan, jangan hanya pro growth saja tetapi dari pinjaman luar negeri. Investasi yang dilakukan investor di dalam negeri harus tetap dijaga, dan kalau bisa diberikan kemudahan-kemudahan dalam sector pajaknya. Seperti di negara tiongkok, investor diberikan kemudahan dalam berinvestasi, setelah tumbuh investasi tersebut secara sempurna barulah pemerintah menerapkan pajak yang besar terhadapnya. Kalau di negara ini banyak sekali pungutan liarnya, birokrasinya berbelit dan dari meja-kemeja ada saja korupsinya. Ini juga harus dipangkas karena sangat merusak iklim investasi di negara ini.
Kekuasaan sangat sentral dalam setiap perubahan karena perubahan perlu kekuatan pendorong, energi dan mesin penggerak. Makna kekuasaan paling luas adalah "potensi bagi perubahan. Oleh karena itulah presiden yang berkuasa hari ini harus punya kekuatan untuk terjadinya perubahan dalam negara ini. revolusi mental dan nawa cita harus menjadi sebuah keniscayaan yang ditunggu rakyat hari ini. jangan sampai mandat rakyat yang diberikan lewat pemilu 2014 kemaren di sia-siakan dan tidak jelas kemana arah pembangunan saat ini. selagi berkuasa berbuatlah untuk rakyat dan tidak hanya dengan pencitraan. Sudah tidak zamannya lagi dalam pencitraan untuk menipu rakyat, karena hanya akan melahirkan kebijakan semu belaka. Kekuasaan hari ini harus dijalankan sesuai dengan UUD 45 dan ideology pancasila.

           

No comments:

Post a Comment