Berbicara tentang control sosial
dimasyarakat perlu dilakukan berguna untuk bisa membendung adanya perilaku
menyimpang secara individu dan perilaku kolektif dalam tatanan sosial. Dalam
kehidupan sosial masyarakat norma dan nilai, tata kelakuan serta kebiasaan
menjadi sebuah acuan dalam tetap bertahannya sebuah komunitas. Secara ekternal
kebiasaan itu dipelajari dan dicontoh kemudian dipraktekkan oleh anggota masyarakat.
masyarakat berharap sudah muncul kesadaran dalam diri individu dalam realitas
sosial untuk berkontribusi menciptakan bertahannya tatanan sosial.
Proses
sosialisasi sangat penting untuk bisa bertahan dan berkembang dalam system
sosial. Sosialisasi bisa dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, teman
sebaya, lingkungan masyarakat dan peran media. Sosialisasi secara fundamental
memberikan nilai-nilai pantas tidak pantas dilakukan dan juga nilai-nilai
perilaku yang bisa diterima oleh masyarakat. itu harus menjadi pedoman setiap
agen sosialisasi untuk bisa terciptanya makna control sosial dalam masyarakat.
agar tetap terjaga perilaku sosial dimasyarakat dan tetap equilibrium dalam
tatanan sosial, maka diperlukan sebuah pengawasan sosial agar tetap survive di
kehidupan sosial individu. kontrol sosial harus efektif dalam tatanan sosial,
supaya tetap menjadikan bangunan masyarakat secara terus menerus bertahan.
Nilai-nilai local dimasyarakat harus dijadikan
ukuran dalam melakukan aktivitas sosial. Interaksi sosial antara individu dan
masyarakat atau sebaliknya tetap dalam koridor control sosial. Untuk itulah
norma dan nilai yang berlaku tetap menjadi dasar dalam melakukan interaksi
sosial masyarakat, dan menjaga tidak terjadinya penyimpangan perilaku dan
perilaku kolektif. Masyarakat harus secara kontinyu memberikan pemahaman
terhadap anggotanya untuk bisa menerima nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
misalnya dalam keluarga orang tua memberikan dan menyiapkan anak untuk terjun
kedalam dunia sosial masyarakat, diajarkan nilai-nilai sosial masyarakat.
sehingga bisa beradaptasi waktu berada ditengah masyarakat, dan tidak
mendapatkan sanksi sosial. Begitu juga disekolah, penanaman nilai dan norma
disekolah secara fundamental perlu dilakukan secara kontinyu juga agar hakikat
institusi pendidikan fungsional terhadap integrasi dan kesadaran kolektif dalam
system sosial.
Fakta sosial dalam sosiologi makro secara
ekternal memaksa individu untuk berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan
masyarakat. apabila tidak sesuai dengan perilaku yang diharapkan oleh
masyarakat otomatis mendapatkan sanksi sosial. Jadi secara structural
fungsional control sosial merupakan prasyarat fungsional dalam menjalankan
kehidupan sosial dimasyarakat. integrasi dan kesadaran kolektif tetap dijaga
demi berlangsungnya suatu system sosial dimasyarakat. peran dari lembaga sosial
tetap terjaga secara fungsional, karena pelembagaan nilai-nilai sudah
tersosialisasi dalam agen sosial. Sehingga menjadi internalisasi atau mendarah
daging dalam fungsional masyarakat.
Tetapi dalam pandangan Konflik,
control sosial ini juga merupakan alat dominasi dari kelompok untuk bisa
mempertahankan equilibrium didalam tatanan sosial masyarakat. karena dalam
perspektif konflik masyarakat itu sebagai arena perebutan kekuasaan. Ketenangan
sosial akan bisa diraih apabila suatu kelompok bisa menguasai kelompok-kelompok
lain dalam waktu yang temporer. Jadi control sosial dilakukan oleh kelompok
yang berkuasa dengan nilai dan norma yang dipaksakan untuk menjaga consensus
dimasyarakat. kekuasaan menjadi sumber utama konflik dan sifatnya memaksa.
Perbedaan distribusi kekuasaan menciptakan kelompok individu kuat dan berkuasa
untuk mendominasi kelompok yang lemah.
Dalam pandangan interaksionis
simbolik, control sosial adalah hasil dari interaksi individu dengan individu
dalam dunia sosial. Individu akan menjadi orang lain dalam dunia sosial saat
berinteraksi dengan individu lain. Berbeda saat individu saat diruang tertutup
dan tidak berinteraksi. Kemudian individu juga dalam melakukan marketing sosial
dimasyarakat dalam panggung depan individu harus bisa menciptakan impression
management yang disesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku didalam tatanan
sosial. Kemudian individu menjadi Diri sosial diakibatkan interaksi sosial
dengan dunia didalam masyarakat.
Bentuk control sosial dimasyarakat
secara informal bisa berupa sanksi positif dan negative yang berlaku
dimasyarakat. kalau berbuat sesuai dengan norma dan kebiasaan dalam struktur
sosial maka akan diterima menjadi bagaian dari masyarakat. tetapi kalau gagal
dalam berbaur dan kesadaran kolektif didalam masyarakat tentu saja akan
mendapatkan sanksi negative. Control sosial dimasyarakat juga sering kita
dengar pembicaraan tertentu tentang rumor membicarakan seseorang karena terlalu
tidak bisa menyesuaikan budaya dalam masyarakat. tujuannya untuk membatasi
perilaku individu sesuai dengan nilai, norma dan kebiasaan dalam masyarakat.
menurut Parson ada tiga control sosial didalam masyarakat yaitu isolation,
insulation, dan rehabilitation. Isolasi biasanya terjadi pada saat individu
melakukan perbuatan menyimpang dimasyarakat. kemudian diproses secara hokum
positif oleh lembaga pengendalian sosial akhirnya dibina dalam lembaga
pemasyarakatan. Di lembaga inilah nilai-nilai kejahatan seseorang di ganti
secara desosialisasi. Kemudian setelah nilai jahat dalam diri sosial digantikan
dengan resosialisasi atau nilai-nilai dan budaya yang baik barulah dikembalikan
kemasyarakat untuk bisa berintegrasi kembali. Insulation terjadi pada orang
sakit jiwa dan rehabilitasi biasanya pada orang-orang terlibat narkoba.
No comments:
Post a Comment