Pendidikan
merupakan suatu kondisi yang diperlukan untuk
kelanjutan suatu budaya. Pendidikan juga alat yang penting untuk
kerjasama dengan perubahan kebudayaan yang mampu mengontrol dan mempengaruhi
kebudayaan. Karena dengan pendidikan manusia mampu menyerap secara langsung
nilai-nilai yang ada dimasyarakat dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya. Pendidikan sejatinya diarahkan untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai
kemanusiaan dan kedalaman berempati terhadap lingkungan sekitar. Kemudian pendidikan
juga harus dibangun budaya perasaan bersalah dan rasa malu apabila melakukan
perbuatan menyimpang dalam masyarakat. karena saat ini sangat miskin sekali
dikalangan pejabat dan penguasa di negeri ini untuk secara sportif meminta maaf
kepada public kalau salah dalam mengambil kebijakan untuk public. kemudian yang
tak kalah pentingnya adalah juga mengajarkan kepada siswa saat ini pendidikan
anti kekerasan, karena melihat tawuran dan konflik dalam lingkungan sekolah
saat ini akibat dari tidak fundamentalnya pendidikan moral, empati dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Nilai-nilai
Pendidikan anti kekerasan harus diberikan sejak dini di institusi pendidikan seperti
SD, SMP dan SMA juga Perguruan Tinggi. Karena sudah tidak zamannya lagi
disekolah membolehkan praktik-praktik kekerasan apapun. Selain itu juga para
pendidik dan pengajar juga harus mampu memberikan keteladanan kepada anak
didik, bahwa pendidikan kekerasan tidak akan melahirkan orang-orang yang
berempati terhadap lingkungannya, tetapi justru bisa mengakibatkan siswa
semakin liar dan tidak terkendali. Oleh karena itulah sebagai pendidik dan
pengajar seorang guru harus bertangan dingin dan berjiwa pelayan terhadap
anak-anak disekolah. Karena status sosial guru tidak boleh dianggap main-main
dalam pembangunan pendidikan, karena ditangan mereka anak bangsa akan dididik
dan diajar sampai dewasa. Makanya pemerintah harus serius menyiapkan tenaga
pengajar yang handal dan professional juga memahami karakter anak didiknya dan
anti kekerasan. Tetapi juga harus diingat peran serta orang tua dalam mencetak
diri anak menjadi orang-orang yang peduli terhadap lingkungan, menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai moral juga sangat penting. Karena itulah
sejatinya sosialisasi dalam keluarga dilakukan agar terjadi singkronisasi
antara keluarga dan lembaga pendidikan. Disinilah pentingnya pendidikan
informal juga menjadi harapan untuk terbentuknya anak yang punya karakter. Nilai-nilai
pendidikan anti kekerasan baik baik formal maupun informal harus menjadi
perhatian semua stakeholder, karena kalau tidak nanti akan terjadi ketimpangan
dalam diri seorang anak.
Pendidikan
anti kekerasan dalam keluarga
Pendidikan
dalam keluarga secara informal harus didukung oleh para orang tua yang peduli
terhadap semakin maraknya para remaja sekarang dalam melakukan
tindakan-tindakan criminal seperti kenakalan remaja, tawuran anta geng dan
terlibat dalam penyalahgunaan obat-obat terlarang dan sebagainya. disinilah
perlu tangan dingin orang tua dalam melakukan tanggungjawabnya memberikan
pendidikan secara dini dan juga didukung teladan dari orang tua. Kalau kita
lihat di perkotaan justru banyaknya kekerasan yang terjadi karena kesibukan
orang tua yang jarang memantau perkembangan pendidikan anak. Dengan siapa anak
berteman, bergaul atau peer group. Akibatnya anak salah bergaul dan semakin
brutal diluar, akibat semakin permisifnya budaya saat ini. apalagi tontonan
hari ini di televise sudah tidak lagi menjadi tuntunan oleh anak-anak dan
remaja sekarang. Disitulah perlu pengawasan orang tua dalam melihat
perkembangan anak. Orang tua yang abai terhadap perkembangan dan tumbuh kembang
anak akan menjadi anak yang miskin moral jika salah bergaul dengan lingkungan
yang tidak baik.
Jadi
tanggung jawab para orang tualah itulah yang sangat penting dalam hal ini.
orang tua harus mengajak diskusi anak terhadap semakin seringnya anak-anak
disekolah melakukan tawuran. Orang tua harus membangun komunikasi kepada anak,
akan pentingnya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan peka atau empati
terhadap lingkungan sekitar. Karena sosialisasi adalah bagaimana orang tua
menyiapkan anak untuk bisa beradaptasi dengan masyarakat, dan tidak mendapatkan
sanksi sosial. Dalam keluarga juga harus ditanamkan secara dini budaya malu dan
perasaan bersalah apabila melakukan kesalahan. Orang tua jangan berkelahi
didepan anak, karena akan mempengaruhi psikologi anak tersebut. Orang tua harus
mampu memberikan keteladanan kepada anaknya bahwa kekerasan hanya akan
melahirkan spiral dendam terhadap orang lain. Pendidikan anti kekerasan baik
secara psikologi, fisik, non fisik dan simbolis harus juga diberikan pemahaman
kepada anak, agar bisa menjadi anak yang tidak split personality. Kepribadian yang
terpecah akibat tidak mampu melakukan adaptasi terhadap nilai dan budaya
dimasyarakat akan membuat anak tidak mampu menyerap tata kelakuan, nilai, norma
dan sanksi sosial di dalam kehidupan masyarakat. disinilah diperlukan
tanggungjawab orang tua, bukan hanya melahirkan anak saja. tetapi tanggung
jawab dalam mendidik, memberikan contoh yang baik, dan tidak membudayakan
kekerasan dalam keluarga.
Pendidikan
Anti Kekerasan dalam sekolah
Pendidikan anti kekerasan dalam sekolah atau
formal harus tetap diperlukan sebagai kelanjutan tranmisi budaya dalam
keluarga. Dalam sekolah yang sering terjadi adalah kekerasan pendidik terhadap
anak didik. Berupa kekerasan psikologis, fisik dan simbolik. kekerasan
psikologis terjadi akibat diperlakukan tidak adil dan mendapatkan tekanan
secara psikis, akibatnya akan menjadikan anak semakin takut dan efeknya luar
biasa bagi tumbuh kembang anak. Kemudian kekerasan simbolik berupa kekerasan
dalam pendidikan dengan menumpulkan potensi kreatif siswa dengan dominasi
kurikulum yang tidak humanis.
Hegemoni
kurikulum terlalu kuat mendominasi siswa, sehingga para pendidik terjebak
dengan kurikulum sekarang. Seharusnya kurikulum memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan potensinya, bukan sebaliknya menjadi penghambat bagi
siswa untuk kreatif dan semakin unggul. Untuk itulah perlu peran dan fungsi
para guru untuk selalu mentranmisi prilaku dan budaya anti kekerasan dalam
sekolah. Karena secara idealnya guru selalu akan di gugu dan ditiru oleh
peserta didik. Maka secara dramaturgi harus pintar bermain panggung depan pencitraan
di lingkungan sekolah. Jangan sampai menampakkan wajah yang kasar dalam setiap
mendidik, karena akan menyebabkan anak didik menjadi takut dalam sekolah. Harus
dikembangkan cara mendidik yang santun dan jauh dari sisi kekerasan. Pendidikan
anti kekerasan harus dilawan dengan virus positif seperti ditumbuh kembangkan pendidikan
yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan spirit empati terhadap sesame siswa,
agar menjadikan siswa tidak mempunyai sifat individualisme terhadap sesama. Kemudian
siswa juga harus diajarkan jati diri dan harga diri dalam pendidikan karakter
sebagai virus positif melawan pendidikan anti kekerasan. Untuk itulah perlu
dibangun secara terus-menerus budaya anti kekerasan dalam dunia pendidikan agar
menghasilkan siswa-siswa yang berkarakter dan bermoral. Tantangannya memang
tidak gampang dalam melakukan pendidikan anti kekerasan disekolah, tetapi sudah
menjadi kewajiban bagi institusi pendidikan
untuk membentuk kapasitas intelektual pada generasi muda yang anti
kekerasan dan sangat berkarakter. Semoga.
Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
ReplyDelete