Memilih pemimpin yang amanah dan
pengalaman merupakan suatu keharusan ditengah-tengah masyarakat, agar bisa tahu
dan mampu menyelenggarakan pemerintahan dengan benar dan tidak salah sasaran dalam
membuat kebijakan. Karena resiko memilih pemimpin yang tidak punya pengalaman
dan berintegrasi tentu saja akan menciderai proses pelayanan ditengah-tengah
masyarakat. masyarakat harus mampu memilih dan memilah seorang pemimpin yang
benar-benar mampu mewujudkan visi dan misinya saat kampanye ditengah
masyarakat, atau hanya merupakan panggung depan pencitraan politik. Ini juga
konsekuensi masyarakat yang tidak mampu menganalisa dan memilih pemimpin. Apalagi
proses money politik dilakukan secara besar-besaran dalam wujud pilkada dilakukan.
Jelas sekali ini merupakan proses suksesi demokrasi didaerah yang tidak sehat
dan menciderai demokrasi electoral didaerah.
Memilih
pemimpin yang tidak berpengalaman tentu saja akan membuat birokrasi menjadi
tidak berjalan sebagaimana mestinya atau bisa saja membuat suatu
terobosan-terobosan yang lebih baik. Tentu saja masyarakat yang akan merasakan
bagaimana progress reportnya dalam menjalankan roda pemerintahan. Ini merupakan
ujian demokrasi langsung didaerah dengan melibatkan masyarakat untuk bisa
memilih pemimpin yang berpengalaman dan tidak memilih pemimpin yang hanya
sekedar pencitraan dan sangat hiperealitas. Segmentasi politik dimasyarakat
yang mampu dibeli suaranya dengan money politik harus diberikan perubahan oleh
para civil society agar bisa sedikit demi sedikit merubah paradigm tersebut. Bagaimana
mau melakukan perubahan ditengah-tengah masyarakat, kalau yang terpilih justru
pemimpin yang tidak mumpuni dan punya pengalaman, tentu saja akan membawa efek
terhadap apa yang dipimpinnya.
Apalagi
dalam proses terpilihnya melibatkan semua orang dengan janji-janji politik yang
sifatnya transaksional, sehingga saat terpilih tentu saja akan ditagih janji
politiknya oleh para kelompoknya. Tetapi alangkah baiknya dalam membuat
kebijakan dalam merekrut para timses atau kelompok yang mendukungnya dilakukan
dengan objektifitas dan tetap mengedepankan good governance atau tata kelola
pemerintahan yang baik dan sangat efesien. Sehingga tidak menimbulkan kegaduhan
ditengah-tengah public, karena sebagai seorang pemimpin harus mampu
mendinginkan suasana public dan sekali lagi bekerja untuk rakyat secara
keseluruhan.
No comments:
Post a Comment