ada
ragam warna dalam politik local di indonesia. masing-masing warna bergantung
pada zamannya. Di era reformasi, warna pokok dari politik local adalah
demokratisasi ditingkat local. Karenanya, proses politik local semestinya
memperteguh arah dialektika politik local yang baru: bahwa politik local-yang
sebelumnya harus sebangun dengan politik nasional – kini memiliki dimensinya
sendiri, bersifat local dan distingtif, baik pada sisi actor, institusi, maupun
budaya yang ada didalamnya (Darwis, 2015:xiii).
Kajian
dinamika politik local menurut Suwondo(2005:v)
merupakan salah satu perhatian utama. Pilihan ini didasarkan atas pertimbangan
bahwa kajian dinamika politik local masih relative kurang, terlebih lagi bila
diingat bahwa kelokalan mengandung keanekaragaman yang sangat besar. Kecenderungan
dimasa lalu untuk melihat dinamika politik local sekedar sebagai bagian dari
dinamika politik pada aras nasional perlu segera ditinggalkan. Perkembangan politik di Indonesia pada akhir-akhir ini Nampak sangat
memikat untuk terus-menerus dibincangkan. Menurut Suwondo(2005:xxi-xxii)
sejumlah pengamat, pakar politik, dan negarawan hampir setiap hari muncul di
media massa (terutama TV). Masyarakat memperoleh banyak pemahaman tentang
politik nasional di Indonesia. namun sebagian juga menjadi bingung dan
muak.semua permasalahan politik selalu dikaitkan dengan perubahan kekuasaan di
aras pusat, namun yang kemudian muncul adalah kerusuhan massal. Permasalahan menjadi
tidak jelas karena hanya sedikit pengamat, pakar politik, dan negarawan yang
menaruh perhatian pada permasalahan politik di aras local, yang sebenarnya juga
berada pada posisi yang runyam.
Tahapan
konsolidasi demokrasi pada aras nasional juga belum menuju kearah
substansialisme tetapi baru melamar demokrasi. Apalagi pada level politik local
di daerah, juga demikian adanya sesungguhnya baru tahapan melamar demokrasi,
dan belum pada tahapan menikahi demokrasi. Lokalitas politik demokrasi didaerah
belum sampai pada etape konsolidasi demokrasi, seperti pendapat Anas
Urbaningrum (2004:xiii)lokalitas dan segenap kreatifitasnya yang muncul belum
sampai pada tahapan-tahapan yang senafas dengan ajaran-ajaran pokok demokrasi. Sekarang
ini Indonesia masih setia pada masa transisi demokrasi, apalagi dalam bingkai
demokrasi local didaerah. secara sosiologis bisa dilihat dalam fakta setiap
kali melakukan pemilukada, kualitas demokrasi selalu menjadi perdebatan,
sehingga studi tentang pemilu dan demokrasi menjadi sangatlah penting. Baik dalam
pilihan legislative atau wakil rakyat maupun pemilihan kepala daerah.
No comments:
Post a Comment