Pendekatan Pembangunan secara terpusat
ternyata memiliki kelemahan-kelemahan dalam realita di masyarakat. ketimpangan
pertumbuhan perekonomian diperbatasan seringkali terjadi dikarenakan tidak
meratanya pembangunan yang terjadi, padahal perbatasan merupakan teras depan
dari sebuah bangsa yang mengklaim sebagai negara kepulauan. Sehingga secara
depedensi atau ketergantungan daerah-daerah perbatasan sering hanya dibangun
fisik perbatasannya saja tetapi tidak dilakukan proses pembangunan sosial
masyarakatnya agar bisa meningkat kualitas hidupnya. Modernisasi yang dilakukan
oleh pemerintah sering kali bersifat positivistic dan cenderung mengabaikan local
naratif didalam masyarakat yang sangat kaya akan modal sosial.
Secara
postmodernitas pembangunan seringkali menjadi sebuah keniscayaan oleh
pemerintah dengan melihat ukuran-ukuran secara positivistic. Pembangunan kawasan
perbatasan tidak saja harus diukur dengan perbandingan angka-angka secara
kuantitatif, tetapi secara structural fungsional mesti dilihat juga dari sisi
ekternal pada masyarakat tersebut. Pendekatan pembangunan secara kuantitatif
seringkali menemui hambatan dengan kearifan local dimasyarakat yang tumbuh dan
berkembang. Sehingga pembangunan dikawasan perbatasan haruslah juga berdasar
pada kearifan local tersebut. Sehingga bisa mencapai tingkat kesejahteraan
masyarakat yang semestinya.
Pendekatan
keamanan atau security approach,seringkali
mengabaikan pendekatan kesejahteraan atau prosperity
approach, sehingga sering memunculkan kecemburuan pada masyarakat
perbatasan terhadap pembangunan diperkotaan. Pendekatan kesejahteraan atau prosperity approach mestinya harus
dijadikan prasyarat Fungsional dalam membangun kawasan perbatasan yang tetap
tidak mengabaikan modal sosial yang tumbuh dan berkembang di masyarakat
perbatasan, sehingga tidak menimbulkan konflik.
Prasyarat
adaftif tentu saja harus dilakukan dengan melihat potensi-potensi yang ada
dimasyarakat perbatasan, apakah dibatasi dengan daratan atau lautan, sehingga
bisa melihat atau dilakukan pemetaan terhadap keunggulan-keunggulan secara
ekonomi dengan tidak memarginalkan gemenscaft masyarakat. kohesivitas
masyarakat tetap harus dijadikan dasar untuk tumbuhnya kutub-kutub ekonomi
sesuai dengan potensi yang berkembang. Dengan dasar potensi atau keunggulan
tersebutlah dikembangkan secara terintegrasi diperbatasan program-program tersebut.
Pengembangan
kawasan perbatasan juga tidak bisa dilakukan secara parsial, namun optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya harus dilakukan secara holistik, terintegrasi dan
berkelanjutan dengan melibatkan lintas sektoral dan elemen stakeholders.
No comments:
Post a Comment