Saturday 19 November 2016

Prosperity Approach pada Masyarakat Perbatasan Oleh: Suyito,S.Sos, M.Si Dosen Stisipol Raja Haji, Wasekum Kahmi Prov. Kepri dan Presidum VMP Pusat.



Pendekatan Pembangunan secara terpusat ternyata memiliki kelemahan-kelemahan dalam realita di masyarakat. ketimpangan pertumbuhan perekonomian diperbatasan seringkali terjadi dikarenakan tidak meratanya pembangunan yang terjadi, padahal perbatasan merupakan teras depan dari sebuah bangsa yang mengklaim sebagai negara kepulauan. Sehingga secara depedensi atau ketergantungan daerah-daerah perbatasan sering hanya dibangun fisik perbatasannya saja tetapi tidak dilakukan proses pembangunan sosial masyarakatnya agar bisa meningkat kualitas hidupnya. Modernisasi yang dilakukan oleh pemerintah sering kali bersifat positivistic dan cenderung mengabaikan local naratif didalam masyarakat yang sangat kaya akan modal sosial.
          Secara postmodernitas pembangunan seringkali menjadi sebuah keniscayaan oleh pemerintah dengan melihat ukuran-ukuran secara positivistic. Pembangunan kawasan perbatasan tidak saja harus diukur dengan perbandingan angka-angka secara kuantitatif, tetapi secara structural fungsional mesti dilihat juga dari sisi ekternal pada masyarakat tersebut. Pendekatan pembangunan secara kuantitatif seringkali menemui hambatan dengan kearifan local dimasyarakat yang tumbuh dan berkembang. Sehingga pembangunan dikawasan perbatasan haruslah juga berdasar pada kearifan local tersebut. Sehingga bisa mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat yang semestinya.
          Pendekatan keamanan atau security approach,seringkali mengabaikan pendekatan kesejahteraan atau prosperity approach, sehingga sering memunculkan kecemburuan pada masyarakat perbatasan terhadap pembangunan diperkotaan. Pendekatan kesejahteraan atau prosperity approach mestinya harus dijadikan prasyarat Fungsional dalam membangun kawasan perbatasan yang tetap tidak mengabaikan modal sosial yang tumbuh dan berkembang di masyarakat perbatasan, sehingga tidak menimbulkan konflik.
          Prasyarat adaftif tentu saja harus dilakukan dengan melihat potensi-potensi yang ada dimasyarakat perbatasan, apakah dibatasi dengan daratan atau lautan, sehingga bisa melihat atau dilakukan pemetaan terhadap keunggulan-keunggulan secara ekonomi dengan tidak memarginalkan gemenscaft masyarakat. kohesivitas masyarakat tetap harus dijadikan dasar untuk tumbuhnya kutub-kutub ekonomi sesuai dengan potensi yang berkembang. Dengan dasar potensi atau keunggulan tersebutlah dikembangkan secara terintegrasi diperbatasan program-program tersebut. Pengembangan kawasan perbatasan juga tidak bisa dilakukan secara parsial, namun optimalisasi pemanfaatan sumberdaya harus dilakukan secara holistik, terintegrasi dan berkelanjutan dengan melibatkan lintas sektoral dan elemen stakeholders. 

No comments:

Post a Comment