Wednesday 16 November 2016

FANATISME BUTA Oleh: Suyito, S.Sos, M.Si Dosen Stisipol RH, Wasekum Kahmi Prov.Kepri & Presidium VMP Pusat





         
Tumbuh kembangnya suatu masyarakat diiringi dengan dinamika hubungan manusia yang sangat kompleksitas atau heterogenitas yang berjalan sangat cepat. Satu dekade terakhir, dinamika perubahan sosial dimasyarakat menjadi terpolarisasi dengan semakin berkurangnya pembauran dimasyarakat akibat sekat-sekat primordialisme yang berujung kepada fanatisme buta. Fanatisme buta seringkali membuat kita tidak bisa lagi memandang sesuatu objek tersebut dengan cara berpikir yang sehat tanpa ada unsur kebencian.
          Doktrin atau dogma keagamaan sering kali membuat kita menjadi kurang berpikir sosiologis melihat realitas sosial kekinian. Pengetahuan orang-orang yang mengetahui doktrin keagamaan sering kali membuat dirinya sangat berkuasa dalam menafsirkan sesuatu realitas sosial dimasyarakat, sehingga diikuti oleh pengikutnya. Hiperalitas seorang pendoktrin agama memberikan janji-janji pahala dan syurga kepada pengikutnya terkadang sedikit berlebihan karena melihat tidak berpihaknya pada kaum miskin yang perlu juga diberikan solusi agar bisa menjadi lebih sedikit sejahtera dibanding sebelumnya.
          Fanatisme merupakan suatu paham atau perilaku yang menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan, baik pada doktrin agama tanpa berpikir secara objektif dan terhadap seseorang. Sangat fatal dan berbahaya sekali pada masyarakat jikalau fanatic kepada seseorang yang dianggap memiliki kelebihan dan kemudian pengikutnya sangat tidak rasional dalam menafsirkannya. Disitulah dibutuhkan pendidikan agar manusia tidak menjadi bodoh sehingga bisa atau mampu berpikir jernih tentang apa yang diucapkan oleh seorang yang dianggap menjadi pemimpinnya atau sang idolanya. Disinilah sering kita lihat bagaimana simulasi kekuasaan bermain pada tataran ide-ide atau wacana yang dianggap terlalu hiperealitas dalam kepentingan semu. Tanpa disadari oleh pengikutnya bahwa itu merupakan manipulasi kesadaran yang dilakukan oleh pemimpin dalam sebuah kelompok dengan menjadikannya sebagai seorang panutan dimasyarakat.
          Banyak sekali kejadian yang terlihat dalam fenomena saat ini seperti para pengikut padepokan yang di pasuruan Jawa Timur dengan modus penggandaan uang ternyata mampu membius para pengikutnya untuk fanatisme buta kepada seorang dimas kanjeng taat pribadi. Apalagi simulasi yang dilakukannya dianggap oleh pengikutnya sebagai karomah atau apapun namanya sehingga masyarakat menjadi buta dan tidak lagi menggunakan akal sehatnya. Modusnya tetap saja manusia dibudak oleh uang dan uang lagi. Birahi untuk mendapatkan uang dengan jalan mudah dan terkesan konyol tanpa berusaha semaksimal mungkin sudah sangat menghantui manusia modern yang tingkat pengetahuannya sudah dianggap maju dan berkembangnya alat-alat teknologi.
          Kemudian masih banyak lagi kejadian atau peristiwa dan fenomena yang terjadi dinegara ini sebagai perwujudan multikultur sebuah bangsa yang kaya akan etnis dan suku, agama, ras dan kelompok. Semestinya tidak terjadi lagi diskriminatif terhadap perbedaan apapun di bangsa ini, karena sadar fungsi sebagai rakyat yang ber-Bhennika Tunggal Ika, sehingga fanatisme buta harus dibuang jauh-jauh dari kandang kenegaraan bangsa ini….



No comments:

Post a Comment