Tuesday 29 November 2016

Petualang Politik212 Oleh: Suyito,M.Si



Petualang politik selalu ada setiap momentum demontrasi, karena para avonturir selalu ingin menunggangi aksi umat dalam menyuarakan aspirasi atas proses hukum kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan gubernur DKI Jakarta (non aktif) Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok. Para petualang politik selalu ingin menunggangi demi kepentingan individu, kelompoknya atau apapun yang menjadi hasrat politiknya. Apalagi sekarang ini momentumnya sangat dekat dengan jelang pilkada di Ibukota Jakarta, Ahok sebagai Petahana juga maju sebagai calon gubernur , disamping itu ada calon dari Agus Yudoyono dan Anis Baswedan. Pertarungan memperebutkan DKI-1 ternyata secara Big Patronnya adalah pertarungan antara Megawati-Yudhoyono-Prabowo. Sah-sah saja orang melakukan analisa demikian, karena yang mengusung calon gubernur DKI dari partai politik mereka bertiga, disamping didukung oleh beberapa partai yang lain.
Realitas politik dalam ranah relasi pengetahuan dan kekuasaan, para petualang politik dengan sebaran kekuasaannya selalu menyebar tanpa bisa dilokalisasi dan meresap ke dalam seluruh jalinan perhubungan sosial. Para petualang politik berusaha memanfaatkan momentum aksi bela Islam tanggal 2 desember 2016 berusaha memproduksi wacana-wacana politik yang justru sangat merugikan calon dari petahana yang ingin maju. Apalagi ada rilis dari survey tentang pilkada DKI, yang hasilnya adalah melorotnya angka elektabilitas pasangan nomor 1, walaupun kita boleh percaya, boleh tidak, tetapi itulah realitas sosial politik yang bisa kita jadikan rujukan politik. Walaupun wacana atau diskursus tentang survey tersebut disusun, dimapankan oleh metode yang sangat ilmiah yang akhirnya menghasilkan kebenaran yang bukan dari langit, tetapi diproduksi oleh kekuasaan periset, khalayak digiring untuk mengikuti kebenaran yang telah ditetapkan tersebut. Tetapi para pemilih di DKI sangat berbeda realitas perilaku pemilihnya dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia ini.
Kembali kepada adanya avonturir atau petualang politik yang akan menunggangi aksi 2 desember 2016, bisa dilihat dari statement atau pernyataan bersama antara Kapolri dan Panglima ABRI tentang makar? Kalau kita lihat disitulah korelasinya adanya makar dengan para petualang politik yang akan memanfaatkan momentum tersebut.
Public pastinya akan penasaran dan ingin tahu siapa saja yang akan menunggangi aksi bela Islam tanggal 2 Desember 2016, dan ini harus dijawab oleh Kapolri, jangan sampai terjadi bola liar yang akan menjadikan public bingung, dan para elit politik saling tuduh diantara mereka. Tentu saja tidak bagus dalam hidup berdemokrasi. Akhirnya pernyataan Kapolri dan Panglima ABRI yang mengatakan ada aksi makar yang akan ditunggangi para petualang politik atau Avonturir ini harus dipertanggungjawabkan kepada public, jangan sampai membuat public menjadi ramai karena pernyataan tersebut.
         

No comments:

Post a Comment