Sunday 23 October 2016

Marketing Politik Oleh: Suyito, M.Si Dosen Sosiologi Politik Stisipol Raja Haji



Secara individualistic hari-hari manusia selalu melakukan marketing diri dengan tujuan dan motif yang berbeda-beda. Kebiasaan manusia ini agar bisa direspon oleh orang-orang terdekat maupun orang-orang yang belum dikenal didalam ranah public. misalnya seorang penjual dipasar melakukan strategi bagaimana memasarkan barang dagangannya biar laku terjual. Strategi menjual dipasar-pasar tradisional tentu saja masih mendominasi cara-cara lama. Persepsi penjual yang penting laku dan bisa untung. Itulah kebiasaan sehari-hari yang dilakukan diranah pasar tradisional. Kemudian dipasar-pasar modern sering kita lihat justru lebih tertata rapi dalam promosi dan iklan sebuah produk sehingga membuat masyarakat semakin tertarik untuk membelinya, kemudian tawaran-tawaran diskont mewarnai setiap pembelian barang-barang di supermarket didaerah.
menarik memang mencermati dua kategori fenomena pasar tradisional dan modern yang punya keunikan dan kelebihan juga kekurangannya. Karena dengan kemasan yang bagus dan secara simulasi juga dilakukan di media televisi tentu saja akan memberikan efek jual yang meningkat. Apalagi sekarang masyarakat modern saat ini sangat konsumtif dalam berbelanja. Sehingga produk-produk bermerek menjadi rebutan oleh masyarakat kelas atas hanya untuk mempertahankan kelas didalam masyarakat. Begitulah sekelumit cerita tentang bagaimana marketing atau manajemen memainkan peranan yang sangat penting didalam melakukan aktivitas penjualan diranah public. secara ekonomi sangat lumrah terjadi seperti itu, karena memang motif dalam berbisnis adalah selalu mengejar keuntungan dan menghindarkan kerugian.
 Kemudian bagaimana kita kaitkan dengan marketing ini dengan dunia politik saat ini tentu saja akan menjadi sebuah analisis yang menarik untuk dibahas. Apalagi marketing politik merupakan konsep baru dalam dunia politik hari ini. marketing politik sering dijalani oleh para politisi dengan menjual ide dan konsep juga gagasan, termasuk pencitraan dirinya didepan masyarakat. Selalu bisa juga dikaitkan dengan dramaturgi secara teoritik. Sebab dramaturgi secara teoritik tetap memberikan pemahaman tentang cermin diri pada orang lain, konsep diri dan bagaimana melakukan impression management antara actor dengan audient.
 Secara looking glass self marketing politik juga bisa dianalisis dengan pendekatan sosiologi. Sebab dalam memasarkan produk politik atau dagangan politik tentu saja harus disesuaikan dengan tempat-tempat dimana keramaian public itu. karena individu juga akan menilai bagaimana seorang calon politik menyampaikan gagasannya dengan cara menjualnya kepada khalayak umum. Selanjutnya dari sisi pandangan individu juga terhadap para calon politik dalam memasarkan gagasannya, harus disesuaikan juga dengan hari ini. sehingga persepsi public terhadap calon politik yang melakukan marketing politik bisa diterima gagasan, produk, termasuk citra diri seorang politisi juga. Marketing politik juga sebagai sebuah metode yang digunakan untuk lebih memahami keberadaan masyarakat saat ini. dilapangan masyarakat harus dilakukan survey produk, karena pasar modern seperti Mall sebelum berdiri juga sering melakukan survey terhadap daya beli masyarakat. Karena ini sangat penting mengingat untuk bisa survive dalam mengembangkan bisnis didaerah dan tetap untung. Untuk itulah kembali ke marketing politik tentunya harus melakukan survey politik dulu, agar bisa memilih isyu-isyu politik yang bisa dijual ditengah-tengah masyarakat. Kemudian produk-produk politik juga akan mudah dibuat untuk bisa laku dimasyarakat.
Peran marketing politik sangat strategis sekali sebetulnya sebelum terjun dalam dunia politik. Karena secara empiris dan empirisme akan bisa memahami dan melihat dengan pasti kebutuhan apa saja yang kurang dibuat oleh para politisi sebelumnya, sehingga bisa direbut dan dipasarkan dalam wilayah public. kemudian marketing politik juga bisa dilakukan dengan cara-cara dan bentuk penyadaran kepada masyarakat agar bisa merubah cara memilih politisi dan pemimpin didaerah. agar tidak menjadi dosa dan beban bagi masyarakat, akibat salah pilih. Penyadaran bisa dilakukan dengan memberikan penyadaran lewat media-media sosial dan online untuk bisa memilih pemimpin yang bisa bekerja, pengalaman bekerja, integritas dan pro terhadap kesejahteraan masyarakat. Kemudian bisa juga dengan marketing politik kepada masyarakat memberikan gambaran tentang kinerja seorang calon pemimpin baik petahana maupun baru maju. Sehingga public akan melihat kinerja calon penguasa dalam melakukan perubahan didaerah. walaupun marketing politik itu bisa juga hanyalah bentuk pencitraan panggung depan saja, sebab secara pribadi dipanggung belakang seorang calon penguasa tidak memiliki syarat menjadi seorang pemimpin, tetapi akibat marketing politik panggung depan menjadikan calon pemimpin atau politisi menunjukkan impression management terhadap audientnya. Secara umum marketing selalu berkaitan dengan produk, place atau tempat dan price atau harga dari produk tersebut dan promosi barang tersebut. Dalam sebuah perusahaan yang produktif selalu mengandalkan promosi dengan biaya marketing. Apalagi kalau dikaitkan dengan demokrasi electoral saat ini, peran marketing politik dalam mengenalkan seorang calon politisi atau kepala daerah sehingga akseptabilitas dan elektabilitas dimasyarakat menjadi tinggi. Semua promosi politik yang dilakukan dalam demokrasi electoral sangat mahal. Sehingga variable uang menjadi yang sangat dominan dalam menentukan terpilihnya calon politisi dan penguasa untuk duduk dalam ranah kekuasaan politik. Persepsi orang yang terdidik dan maupun tidak terdidik semuanya uang. Sehingga demokrasi electoral semakin tersandera oleh hegemoni politik uang hari ini. walaupun marketing sudah dilakukan secara intensip dalam ranah politik, seperti misalnya melempar gagasan, ideology, visi dan misi semuanya dijual. Kemudian juga dalam menjual produk-produk politik tersebut dalam dunia online seperti facebook, twitter dan lain-lain semua harus dilakukan supaya bisa mendongkrak suara pemilih dalam kontetasi demokrasi electoral tentunya. Kemudian juga dalam marketing politik harga dari sebuah produk harus juga bisa disampaikan kepada masyarakat. Artinya gagasan, ide-ide, visi dan misi, program dan proyeksi harus juga dijual kepada public. modal ekonomi juga harus dikeluarkan oleh calon penguasa atau politisi hanya untuk bisa membiayai publikasi, iklan dan biaya pengerahan massa. Kemudian modal psikologis dan efeksional juga menjadi harga dalam masyarakat memilih seorang calon politisi atau pemimpin daerah. Sebab secara psikologis seorang memilih pemimpin juga karena yang bisa memberikan rasa aman dan tidak akan menyebabkan kegaduhan public dan konflik. Dimasyarakat pastinya menginginkan calon politisi atau pemimpin yang bisa diterima semua kalangan dan tidak primordialisme yang sempit. Sehingga akan memberikan kebanggaan saat memilih pemimpin oleh masyarakat. Karena secara simbolis masyarakat juga memilih karena adanya unsur pencitraan yang dibangun oleh media massa. Akhirnya marketing politik tentu saja akan mendukung akseptabilitas dan elektabilitas seorang calon politisi dan penguasa didaerah, tetapi secara dramaturgi juga harus dibangun juga dengan impression management, sehingga panggung depan politik bisa memberikan kesan kepada audient atau public.

No comments:

Post a Comment