Secara
individualistic hari-hari manusia selalu melakukan marketing diri dengan tujuan
dan motif yang berbeda-beda. Kebiasaan manusia ini agar bisa direspon oleh
orang-orang terdekat maupun orang-orang yang belum dikenal didalam ranah
public. misalnya seorang penjual dipasar melakukan strategi bagaimana
memasarkan barang dagangannya biar laku terjual. Strategi menjual dipasar-pasar
tradisional tentu saja masih mendominasi cara-cara lama. Persepsi penjual yang
penting laku dan bisa untung. Itulah kebiasaan sehari-hari yang dilakukan
diranah pasar tradisional. Kemudian dipasar-pasar modern sering kita lihat
justru lebih tertata rapi dalam promosi dan iklan sebuah produk sehingga
membuat masyarakat semakin tertarik untuk membelinya, kemudian tawaran-tawaran
diskont mewarnai setiap pembelian barang-barang di supermarket didaerah.
menarik
memang mencermati dua kategori fenomena pasar tradisional dan modern yang punya
keunikan dan kelebihan juga kekurangannya. Karena dengan kemasan yang bagus dan
secara simulasi juga dilakukan di media televisi tentu saja akan memberikan
efek jual yang meningkat. Apalagi sekarang masyarakat modern saat ini sangat
konsumtif dalam berbelanja. Sehingga produk-produk bermerek menjadi rebutan
oleh masyarakat kelas atas hanya untuk mempertahankan kelas didalam masyarakat.
Begitulah sekelumit cerita tentang bagaimana marketing atau manajemen memainkan
peranan yang sangat penting didalam melakukan aktivitas penjualan diranah
public. secara ekonomi sangat lumrah terjadi seperti itu, karena memang motif
dalam berbisnis adalah selalu mengejar keuntungan dan menghindarkan kerugian.
Kemudian bagaimana kita kaitkan dengan
marketing ini dengan dunia politik saat ini tentu saja akan menjadi sebuah
analisis yang menarik untuk dibahas. Apalagi marketing politik merupakan konsep
baru dalam dunia politik hari ini. marketing politik sering dijalani oleh para
politisi dengan menjual ide dan konsep juga gagasan, termasuk pencitraan
dirinya didepan masyarakat. Selalu bisa juga dikaitkan dengan dramaturgi secara
teoritik. Sebab dramaturgi secara teoritik tetap memberikan pemahaman tentang
cermin diri pada orang lain, konsep diri dan bagaimana melakukan impression management
antara actor dengan audient.
Secara looking glass self marketing politik
juga bisa dianalisis dengan pendekatan sosiologi. Sebab dalam memasarkan produk
politik atau dagangan politik tentu saja harus disesuaikan dengan tempat-tempat
dimana keramaian public itu. karena individu juga akan menilai bagaimana
seorang calon politik menyampaikan gagasannya dengan cara menjualnya kepada
khalayak umum. Selanjutnya dari sisi pandangan individu juga terhadap para
calon politik dalam memasarkan gagasannya, harus disesuaikan juga dengan hari
ini. sehingga persepsi public terhadap calon politik yang melakukan marketing
politik bisa diterima gagasan, produk, termasuk citra diri seorang politisi
juga. Marketing politik juga sebagai sebuah metode yang digunakan untuk lebih
memahami keberadaan masyarakat saat ini. dilapangan masyarakat harus dilakukan
survey produk, karena pasar modern seperti Mall sebelum berdiri juga sering
melakukan survey terhadap daya beli masyarakat. Karena ini sangat penting
mengingat untuk bisa survive dalam mengembangkan bisnis didaerah dan tetap
untung. Untuk itulah kembali ke marketing politik tentunya harus melakukan
survey politik dulu, agar bisa memilih isyu-isyu politik yang bisa dijual
ditengah-tengah masyarakat. Kemudian produk-produk politik juga akan mudah
dibuat untuk bisa laku dimasyarakat.
Peran
marketing politik sangat strategis sekali sebetulnya sebelum terjun dalam dunia
politik. Karena secara empiris dan empirisme akan bisa memahami dan melihat
dengan pasti kebutuhan apa saja yang kurang dibuat oleh para politisi
sebelumnya, sehingga bisa direbut dan dipasarkan dalam wilayah public. kemudian
marketing politik juga bisa dilakukan dengan cara-cara dan bentuk penyadaran
kepada masyarakat agar bisa merubah cara memilih politisi dan pemimpin
didaerah. agar tidak menjadi dosa dan beban bagi masyarakat, akibat salah
pilih. Penyadaran bisa dilakukan dengan memberikan penyadaran lewat media-media
sosial dan online untuk bisa memilih pemimpin yang bisa bekerja, pengalaman
bekerja, integritas dan pro terhadap kesejahteraan masyarakat. Kemudian bisa
juga dengan marketing politik kepada masyarakat memberikan gambaran tentang
kinerja seorang calon pemimpin baik petahana maupun baru maju. Sehingga public
akan melihat kinerja calon penguasa dalam melakukan perubahan didaerah.
walaupun marketing politik itu bisa juga hanyalah bentuk pencitraan panggung
depan saja, sebab secara pribadi dipanggung belakang seorang calon penguasa
tidak memiliki syarat menjadi seorang pemimpin, tetapi akibat marketing politik
panggung depan menjadikan calon pemimpin atau politisi menunjukkan impression
management terhadap audientnya. Secara umum marketing selalu berkaitan dengan
produk, place atau tempat dan price atau harga dari produk tersebut dan promosi
barang tersebut. Dalam sebuah perusahaan yang produktif selalu mengandalkan
promosi dengan biaya marketing. Apalagi kalau dikaitkan dengan demokrasi
electoral saat ini, peran marketing politik dalam mengenalkan seorang calon
politisi atau kepala daerah sehingga akseptabilitas dan elektabilitas
dimasyarakat menjadi tinggi. Semua promosi politik yang dilakukan dalam
demokrasi electoral sangat mahal. Sehingga variable uang menjadi yang sangat
dominan dalam menentukan terpilihnya calon politisi dan penguasa untuk duduk
dalam ranah kekuasaan politik. Persepsi orang yang terdidik dan maupun tidak
terdidik semuanya uang. Sehingga demokrasi electoral semakin tersandera oleh
hegemoni politik uang hari ini. walaupun marketing sudah dilakukan secara
intensip dalam ranah politik, seperti misalnya melempar gagasan, ideology, visi
dan misi semuanya dijual. Kemudian juga dalam menjual produk-produk politik
tersebut dalam dunia online seperti facebook, twitter dan lain-lain semua harus
dilakukan supaya bisa mendongkrak suara pemilih dalam kontetasi demokrasi
electoral tentunya. Kemudian juga dalam marketing politik harga dari sebuah
produk harus juga bisa disampaikan kepada masyarakat. Artinya gagasan, ide-ide,
visi dan misi, program dan proyeksi harus juga dijual kepada public. modal
ekonomi juga harus dikeluarkan oleh calon penguasa atau politisi hanya untuk
bisa membiayai publikasi, iklan dan biaya pengerahan massa. Kemudian modal
psikologis dan efeksional juga menjadi harga dalam masyarakat memilih seorang
calon politisi atau pemimpin daerah. Sebab secara psikologis seorang memilih
pemimpin juga karena yang bisa memberikan rasa aman dan tidak akan menyebabkan
kegaduhan public dan konflik. Dimasyarakat pastinya menginginkan calon politisi
atau pemimpin yang bisa diterima semua kalangan dan tidak primordialisme yang
sempit. Sehingga akan memberikan kebanggaan saat memilih pemimpin oleh
masyarakat. Karena secara simbolis masyarakat juga memilih karena adanya unsur
pencitraan yang dibangun oleh media massa. Akhirnya marketing politik tentu
saja akan mendukung akseptabilitas dan elektabilitas seorang calon politisi dan
penguasa didaerah, tetapi secara dramaturgi juga harus dibangun juga dengan
impression management, sehingga panggung depan politik bisa memberikan kesan
kepada audient atau public.
No comments:
Post a Comment