Saturday 17 September 2016

DEMOKRASI TERSANDERA ELIT KONSERVATIF OLEH: SUYITO, S.SOS, M.SI Dosen Stisipol Raja Haji Fisabilillah





         
Demokrasi di Indonesia saat ini merupakan buah dari hasil reformasi tahun 1998 yang di komandoi oleh para mahasiswa yang menentang rezim penguasa saat itu. sejarah masa lalu seperti itu tidak boleh hanya dijadikan delusi ingatan, tetapi harus juga di ambil hikmahnya untuk selalu menjaga panggung demokrasi dari orang-orang yang masih saja ingin bercokol tetapi merongrong demokrasi tetap eksis di negara ini. negara ini harus tetap eksis menjalankan demokrasi, jangan sampai muncul ingin kembali lagi ke zaman orde lama yang sangat terpimpin sekali demokrasinya, atau zaman orde baru yang 32 tahun menjajah kebebasan masyarakat sipil dalam menyuarakan kebenaran. Tetapi kalau pemerintahan tetap tidak efektif dalam menjalankan system pemerintahan, ditandai dengan korupsi dan kesalahan manajemen akan mendorong warga untuk memilih figure otorian. Kemudian ketidakpuasan public terhadap pemerintah beralih pada tahap ke dua yaitu kemunduran demokrasi. Kemunduran demokrasi atau terjadinya deficit demokrasi akibat tidak diselesaikannya dibawah permukaan negara ini dalam hal kesejahteraan rakyat, sehingga kandang kenegaraan menjadi terganggu akibat tergerus oleh semakin kentalnya transaksional politik dan mahalnya menjadi politisi.
          Deficit demokrasi saat ini bisa juga kita lihat semakin kuatnya para elit konservatif yang berusaha ingin mengembalikan demokrasi electoral ke demokrasi perwakilan yang hanya berputar pada wakil rakyat yang tidak merakyat. Actor konservatif tersebar di struktur dan lembaga manapun, agendanya tetap saja ingin mengamankan kepentingan politik dan kelompoknya. Actor konservatif tak ubahnya seperti para vampire atau predator yang mengikis demokrasi yang sudah terbangun pasca tumbangnya rezim orde baru. Para elit politik yang konservatif tetap ingin bernostalgia berkuasa, sehingga perlu dikebiri system pemilihan yang sifatnya langsung. Dengan cara melakukan evaluasi dalam tahapan demokrasi electoral yang banya bobroknya dan harus segera digantikan sistemnya yang lebih demokrasi yaitu system perwakilan. Tentu saja secara realitas pengetahuan dan kekuasaan, para saint politik yang tahu secara mendalam tentang agenda tersembunyi oleh para elit konservatif menjadi penentang dengan argumentative.
 Media juga menyuarakan agenda tersembunyi dengan narasumber para ahli sosial dan politik sehingga membuka bobrok kaum oligharkis yang konservatif. Peran masyarakat sipil juga menyambutnya dengan reaksioner menentangnya sehingga dalam realitas sosial akhirnya kepentingan para elit konservatif hilang bagaikan ditelan bumi. Peran masyarakat sipil sangat strategis sekali dalam mengawal demokrasi yang diganggu dalam negara ini. karena jika deficit demokrasi terjadi dinegara ini maka akan muncul lagi kejahatan yang dilakukan oleh kelompok atau apapun tetapi tidak pernah dihukum, jelas sekali ini melanggar hak-hak azazi manusia. Kemudian deficit demokrasi juga akan mengakibatkan semakin tidak ada toleransinya terhadap kekerasan dan preman politik didalam era demokrasi saat ini. apalagi tekad bersama untuk membongkar ketidakadilan tidak akan terjadi kalau deficit demokrasi mengalami jalan terjal dalam bangsa ini. sehingga perlu meneguhkan demokrasi sehingga semakin kokoh dan kuat di negara ini.
          Kemudian para elit konservatif juga berusaha menghambat jalannya penegakkan hukum dan pemberantasan korupsi yang sudah semakin merajalela demi melindungi agenda kepentingannya. Beberapa kali Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK diminta bubar oleh para elit konservatif, karena menggangu kepentingan para elit politik untuk menumpuk modal ekonomi dengan jalan kawin kepentingan dengan para elit ekonomi. Pemberantasan korupsi juga mengalami pasang surut akibat masih kentalnya kekuasaan yang mempengaruhi jalannya pemberantasan korupsi. Padahal negara ini adalah negara hukum dalam Konstitusinya, tetapi dalam prakteknya banyak sekali penguasa yang melakukan intervensi dalam penegakan hukum di negara ini. berapa kali lembaga ini mengalami benturan keras dengan penegak hukum lainnya, sehingga mengalami kriminalisasi hukum. Tetapi peran masyarakat sipil kuat sekali merespon dan secara mayoritas mendukung lembaga anti rasuah ini untuk tetap eksis dalam memberantas para elit politik dan penguasa melakukan korupsi. Walaupun ada juga kejadian yang menimpa lembaga anti rasuah seperti penangkapan antasari dengan perkara yang direkayasa atau dikriminal oleh para penegak hukum lainnya akibat intervensi oleh penguasa. Tetapi media online dan massa sangat besar mempengaruhi penguasa, sehingga memaksa pemimpin di negara ini untuk menyelesaikan kegaduhan hukum saat itu.
          Selanjutnya elit konservatif juga berusaha untuk tidak fair dalam pemenuhan hak-hak minoritas di negara ini. sehingga menggerogori bangunan pluralisme dalam masyarakat. pemerintah tidak bisa tinggal diam bahkan terkesan membiarkan untuk kekerasan dan premanisme mayoritas yang berbau agama. Pemerintah harus tegak dalam penegakan hukum di negara ini, siapa yang salah harus dihukum seberat-beratnya, karena melanggar hak azazi manusia dan etika demokrasi. Tetapi mayoritas juga harus bisa membuktikan zero toleransi terhadap kekerasan dan preman, dan mewarnai dengan nilai-nilai demokrasi yang bisa diterima semua lapisan dan kalangan masyarakat. apabila mayoritas gagal dalam mencapai kesepakatan tersebut dan masih juga diskriminatif terhadap kaum minoritas, maka tentu saja gagal menjadi mayoritas. Untuk itulah merajut dan menjaga bangunan pluraslisme yang sangat majemuk perlu peran pemimpin untuk selalu hadir dan tegas dalam penegakan hukum.
          Untuk itulah perlu sekali memperkuat masyarakat sipil supaya bisa menghambat agenda tersembunyi para elit konservatif yang ingin mengembalikan demokrasi menjadi tidak kokoh karena ingin mengamankan agenda kepentingannya. Karena kalau masyarakat sipil tidak diperkuat tentu saja akan sulit dalam capaian-capaian demokratis. Semoga demokrasi di negara ini semakin kokoh dan tidak tergerus oleh berbagai macam intrik dan agenda tersembunyi para elit yang bersembunyi dalam topeng kekuasaan tetapi sangat konservatif dan tidak reformis.

1 comment:

  1. defisit demokrasi akibat tersandera oleh elit konservatif

    ReplyDelete